Sunday, June 7, 2015

Ini Medco, bukan Mathco!


Oleh M. Elyan Andaswara dan M. Nur Pratama
Enjoy!

Day 1 (Senin, 25 Mei 2015)
            Jam tangan sudah menunjukkan pukul 10. Saya bergegas menemui Andas yang sudah menunggu di Bandara Soetta sejak pukul 9. Setelah check in, kami langsung menuju pesawat GA106 yang akan take off pada pukul 11.25. Alhamdulillah pesawat Garuda Indonesia yang kami tumpangi berangkat tepat waktu. Sesampainya kami di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, kami dijemput oleh Pak Alamsyah (bukan Septian) dengan menggunakan mobil perusahaan.
GA106 CGK-PLM
            Tempat kerja praktik kami adalah PT. Medco E&P Lematang atau yang biasa disebut sebagai Lematang Asset. Lematang Asset merupakan salah satu lapangan produksi gas yang dimiliki oleh PT. Medco E&P Indonesia. Lematang Asset terletak di Dusun Suka Menanti, Desa Bangun Sari, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim atau 4-5 jam perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan roda 4 dari Kota Palembang. Kami memilih Lematang Asset karena Lematang Asset merupakan field gas milik Medco pertama dengan sistem otomasi. Artinya, untuk mengoperasikan processing plant di Lematang Asset hanya dibutuhkan 2 operator di CCR (Central Control Room). Fungsi operator di Lematang Asset hanya sebagai pemantau apabila sistem otomasi menghasilkan respon yang menyebabkan kondisi output yang diinginkan tidak tercapai. Oleh sebab itu, operator bekerja dengan menggunakan komputer yang terhubung dengan DCS (Distributed Control System).
            Perjalanan hari pertama menuju Lematang Asset ditempuh selama 5 jam akibat jalan rusak di sepanjang Palembang-Prabumulih. Namun, ada 1 hal yang tak terlupakan dari perjalanan menuju Lematang Asset. Untuk mencapai Lematang Asset, ternyata dibutuhkan perjalanan off road selama 1 jam dari jalan raya Prabumulih-Muara Enim. Alhasil, kalau kami harus kembali ke kota atau bahkan hanya ke jalan raya sendirian, mungkin kami akan bertemu Tarzan dan banyak makhluk-makhluk Narnia di tengah hutan karena letak Lematang Asset jauh dari peradaban. Sesampainya kami di Lematang Asset, jam sudah menunjukkan pukul 18.15. Segera kami menunaikan Sholat Maghrib berjamaah di masjid yang dilanjutkan dengan makan malam bersama. Setelah itu Sholat Isya berjamaah di masjid dan waktunya istirahat!
Kamar Mi Casa Su Casa
Day 2 (Selasa, 26 Mei 2015)
            Hari kedua di Lematang Asset diwarnai dengan orientasi lingkungan. Pagi hari kami mendapatkan safety induction dari departemen SHE. Setelah itu, kami diminta ke perpustakaan untuk mengambil kelengkapan APD (Alat Pelindung Diri) seperti coverall, helm, safety shoes, ear plug, kaca mata, dan sarung tangan. Kemudian kami lanjutkan dengan berkeliling ke berbagai departemen untuk berkenalan. Mulai dari departemen maintenance, humas, hingga kami diminta menghadap ke operation manager. Di sore hari, kami diberitahu oleh orang dari HRD kalau kami ditempatkan di divisi instrument pada departemen maintenance. Alhamdulillah divisi instrument menyambut kami dengan hangat sehingga kami diberikan sepotong meja yang dapat digunakan untuk berkantor selama kami kerja praktik di Lematang Asset. Oh ya, sampai saat ini di Lematang Asset hanya terdapat saya dan Andas yang melaksanakan kerja praktik. Namun, kami cukup senang ketika orang dari HRD memberitahu kalau Senin, 1 Juni 2015 akan datang 2 mahasiswa dan 2 mahasiswi dari ITS yang turut akan melaksanakan kerja praktik di Lematang Asset. Yeay rame!

Day 3 (Rabu, 27 Mei 2015)
Singa Central Processing Plant
            Selepas safety induction di hari kedua, kami baru mendapat izin untuk dapat masuk ke Singa CPP (Central Processing Plant). Singa CPP adalah sebutan yang diberikan untuk processing plant yang terdapat di Lematang Asset. Tour singkat mengenai Singa CPP dilangsungkan dengan pengawalan dari Pak Darmadi, salah satu personil divisi instrument. Tour dimulai dari well singa 1 dan singa 3. Outlet dari well kemudian dijadikan satu di Singa CPP melalui manifold. Keluaran manifold dihubungkan dengan inlet cooler untuk didinginkan agar liquid yang berbentuk gas akibat tingginya suhu raw gas keluaran well dapat terpisah fasanya dengan gas hidrokarbon. Selanjutnya raw gas dengan fasa liquid dan fasa gas di dalamnya dilewatkan pada production separator dan test separator. Separator bertujuan menangkap liquid sehingga gas yang dimasukkan ke AGRU (Acid Gas Removal Unit) sudah tidak mengandung zat liquid. Selepas dari inlet cooler dan separator, gas dilewatkan ke gas filter untuk menyaring partikel padat. Keluaran gas filter menuju ke membrane unit dan H2S scavenger serta amine unit dan dehydration unit. AGRU berfungsi untuk menghilangkan kandungan zat asam di dalam raw gas seperti H2S dan CO2 sehingga dihasilkan sales gas yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Acid gas dari amine unit dan membrane unit kemudian dibakar melalui thermal oxidizer agar memenuhi baku mutu lingkungan. Gas keluaran AGRU dari membrane dan amine disatukan kembali lalu dijual melalui pipa ke pelanggan. Pelanggan PT. Medco E&P Lematang saat ini adalah beberapa pembangkit listrik milik PLN di Sumatera Selatan.
            Selepas makan siang, banyak waktu kami habiskan untuk membaca P&ID (Piping and Instrument Diagram) dan PFD (Process Flow Diagram). Hal tersebut kami lakukan untuk memantapkan pemahaman kami terkait proses dan instrumentasi yang terdapat pada Singa CPP di Lematang Asset. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.30. Waktunya kembali ke kamar untuk beristirahat setelah ngantor selama 10 jam.

Day 4 (Kamis, 28 Mei 2015)
            Agenda hari keempat tak jauh berbeda dengan hari ketiga kami di Lematang Asset. Pagi hari kami diajak Pak Darmadi untuk mengelilingi Singa CPP. Hanya saja, pada hari ketiga kami diajak untuk mengetahui overview dari proses pengolahan gas di Singa CPP, pada hari keempat ini kami diajak untuk mengetahui sistem otomasi dan instrumentasi di Singa CPP. Tour hari keempat diawali dari CCR. Di CCR, terdapat sistem otomasi berupa DCS. DCS memiliki 3 subsistem yaitu PCS (Process Control System), ESS (Emergency Shutdown System), dan FGS (Fire and Gas System). PCS menangani kendali sistem proses seperti amine unit, membrane unit, dehydration unit, thermal oxidizer, dan berbagai utilitas pendukung lainnya. ESS menangani kendali suatu keadaan darurat dengan sensor yang berbeda dari sensor yang terhubung dengan PCS. ESS memiliki akses kepada SDV (Shut Down Valve) dan BDV (Blow Down Valve) serta yang terpenting adalah akses atau role untuk melakukan shut down seperti LSD (Local Shut Down), PSD (Process Shut Down), dan TSD (Total Shut Down) jika terjadi suatu keadaan darurat dari sensor deteksi darurat. Untuk melakukan shut down, ESS akan memerintah PCS untuk mematikan suatu sistem tertentu atau bahkan keseluruhan sistem. Sistem otomasi yang terakhir adalah FGS untuk menangani keadaan darurat hanya akibat api dan gas bocor. Sensor yang terhubung dengan FGS juga berbeda dengan PCS dan ESS. Apabila terjadi suatu keadaan darurat akibat api dan gas bocor, maka FGS akan memberi respon ke utilitas fire water untuk memadamkan api. Sedangkan untuk gas bocor, treatment yang dilakukan oleh FGS hanya sebatas informasi sedangkan respon untuk mengurangi gas bocor dilakukan oleh manpower yang tersedia di CCR. FGS dan ESS memiliki modul I/O redundant untuk mencegah terjadinya failure komunikasi dengan sensor dan aktuator, sedangkan PCS tidak redundant. Dari sisi prosesor, untuk PCS, ESS, dan FGS memiliki prosesor redundant dengan masing-masing prosesor memiliki power supply redundant. Kehandalan DCS di Singa CPP haruslah sangat teruji (atau tersertifikasi) akibat process plant yang dikendalikan cukup besar dan tentunya mahal.
            Sama seperti hari sebelumnya, selepas makan siang banyak waktu kami habiskan untuk membaca P&ID (Piping and Instrument Diagram) dan PFD (Process Flow Diagram). Hal tersebut kami lakukan untuk memantapkan pemahaman kami terkait proses dan instrumentasi yang terdapat pada Singa CPP di Lematang Asset. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.30. Selepas pulang kerja, kami ikut bermain mini soccer dengan warga dari Dusun Suka Menanti. Bersosialisasi dengan penduduk Lematang Asset dan warga sekitar selama kerja praktik adalah penting karena kami merupakan pendatang. Selain bersosialisasi, berolahraga juga penting untuk menjaga daya tahan tubuh selama melaksanakan kerja praktik di lapangan yang tentunya membutuhkan tubuh prima. Akibat jauh dari kota dan peradaban, maka penting sekali untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga. Untuk itu kami memutuskan untuk ikut main bola sore dengan penduduk sekitar yang sering main di lapangan bola Medco. Pertandingan sore itu, antara karyawan Medco dan warga desa Tolhas. Karena pihak karyawan kelebihan orang, maka satu orang dikorbankan untuk menjadi tim warga sekitar, dan korban itu adalah Saya. Pertandingan pun berjalan dengan baik, gol demi gol terjadi, keringat bercucuran, dan gas tetap keluar dari sumur. Sampai di waktu injury time, salah satu penyerang warga sekitar ingin melesakan bola, Andas yang mempunyai semangat Izizaki dari Meiwa FC, menghalau bola dengan muka, alhasil kacamata saya terlempar dan menyebabkan dahi saya bengkak dan meninggalkan bekas seperti tompel. Singkat cerita, pertandingan usai, karyawan kembali ke kamar masing-masing, warga sekitar kembali ke rumah masing-masing, dan Saya mau ikut ke desa Tolhas tapi tidak diperbolehkan sama security. Hari yang lelah ini pun berakhir.

Day 5 (Jumat, 29 Mei 2015)

Dilanjutin ntar pas ada waktu yaaa

3 comments:

  1. Mas,cara untuk mengajukan kerja praktek di medco gimana ya? CV dan surat pengantar dikirim ke email apa? Tks.

    ReplyDelete
  2. Mas,cara untuk mengajukan kerja praktek di medco gimana ya? CV dan surat pengantar dikirim ke email apa? Tks.

    ReplyDelete
  3. Very interesting blog. Alot of blogs I see these days don't really provide anything that I'm interested in, but I'm most definately interested in this one. Just thought that I would post and let you know.
    directory.ethanolproducer.com

    ReplyDelete