Oleh M. Elyan Andaswara dan M. Nur Pratama
Enjoy!
Day
1 (Senin, 25 Mei 2015)
Jam
tangan sudah menunjukkan pukul 10. Saya bergegas menemui Andas yang sudah
menunggu di Bandara Soetta sejak pukul 9. Setelah check in, kami langsung
menuju pesawat GA106 yang akan take off pada pukul 11.25. Alhamdulillah pesawat
Garuda Indonesia yang kami tumpangi berangkat tepat waktu. Sesampainya kami di
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, kami dijemput oleh Pak Alamsyah (bukan
Septian) dengan menggunakan mobil perusahaan.
GA106 CGK-PLM |
Tempat
kerja praktik kami adalah PT. Medco E&P Lematang atau yang biasa disebut
sebagai Lematang Asset. Lematang Asset merupakan salah satu lapangan produksi
gas yang dimiliki oleh PT. Medco E&P Indonesia. Lematang Asset terletak di
Dusun Suka Menanti, Desa Bangun Sari, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara
Enim atau 4-5 jam perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan roda 4 dari Kota
Palembang. Kami memilih Lematang Asset karena Lematang Asset merupakan field
gas milik Medco pertama dengan sistem otomasi. Artinya, untuk mengoperasikan
processing plant di Lematang Asset hanya dibutuhkan 2 operator di CCR (Central
Control Room). Fungsi operator di Lematang Asset hanya sebagai pemantau apabila
sistem otomasi menghasilkan respon yang menyebabkan kondisi output yang diinginkan
tidak tercapai. Oleh sebab itu, operator bekerja dengan menggunakan komputer
yang terhubung dengan DCS (Distributed Control System).
Perjalanan
hari pertama menuju Lematang Asset ditempuh selama 5 jam akibat jalan rusak di
sepanjang Palembang-Prabumulih. Namun, ada 1 hal yang tak terlupakan dari
perjalanan menuju Lematang Asset. Untuk mencapai Lematang Asset, ternyata
dibutuhkan perjalanan off road selama 1 jam dari jalan raya Prabumulih-Muara
Enim. Alhasil, kalau kami harus kembali ke kota atau bahkan hanya ke jalan raya
sendirian, mungkin kami akan bertemu Tarzan dan banyak makhluk-makhluk Narnia
di tengah hutan karena letak Lematang Asset jauh dari peradaban. Sesampainya
kami di Lematang Asset, jam sudah menunjukkan pukul 18.15. Segera kami
menunaikan Sholat Maghrib berjamaah di masjid yang dilanjutkan dengan makan
malam bersama. Setelah itu Sholat Isya berjamaah di masjid dan waktunya
istirahat!
Kamar Mi Casa Su Casa |
Day
2 (Selasa, 26 Mei 2015)
Hari
kedua di Lematang Asset diwarnai dengan orientasi lingkungan. Pagi hari kami
mendapatkan safety induction dari departemen SHE. Setelah itu, kami diminta ke
perpustakaan untuk mengambil kelengkapan APD (Alat Pelindung Diri) seperti coverall,
helm, safety shoes, ear plug, kaca mata, dan sarung tangan. Kemudian kami lanjutkan
dengan berkeliling ke berbagai departemen untuk berkenalan. Mulai dari departemen
maintenance, humas, hingga kami diminta menghadap ke operation manager. Di sore
hari, kami diberitahu oleh orang dari HRD kalau kami ditempatkan di divisi
instrument pada departemen maintenance. Alhamdulillah divisi instrument
menyambut kami dengan hangat sehingga kami diberikan sepotong meja yang dapat
digunakan untuk berkantor selama kami kerja praktik di Lematang Asset. Oh ya,
sampai saat ini di Lematang Asset hanya terdapat saya dan Andas yang
melaksanakan kerja praktik. Namun, kami cukup senang ketika orang dari HRD
memberitahu kalau Senin, 1 Juni 2015 akan datang 2 mahasiswa dan 2 mahasiswi
dari ITS yang turut akan melaksanakan kerja praktik di Lematang Asset. Yeay
rame!
Day
3 (Rabu, 27 Mei 2015)
Singa Central Processing Plant |
Selepas
safety induction di hari kedua, kami baru mendapat izin untuk dapat masuk ke
Singa CPP (Central Processing Plant). Singa CPP adalah sebutan yang diberikan
untuk processing plant yang terdapat di Lematang Asset. Tour singkat mengenai
Singa CPP dilangsungkan dengan pengawalan dari Pak Darmadi, salah satu personil
divisi instrument. Tour dimulai dari well singa 1 dan singa 3. Outlet dari well
kemudian dijadikan satu di Singa CPP melalui manifold. Keluaran manifold
dihubungkan dengan inlet cooler untuk didinginkan agar liquid yang berbentuk
gas akibat tingginya suhu raw gas keluaran well dapat terpisah fasanya dengan
gas hidrokarbon. Selanjutnya raw gas dengan fasa liquid dan fasa gas di
dalamnya dilewatkan pada production separator dan test separator. Separator
bertujuan menangkap liquid sehingga gas yang dimasukkan ke AGRU (Acid Gas
Removal Unit) sudah tidak mengandung zat liquid. Selepas dari inlet cooler dan
separator, gas dilewatkan ke gas filter untuk menyaring partikel padat.
Keluaran gas filter menuju ke membrane unit dan H2S scavenger serta amine unit
dan dehydration unit. AGRU berfungsi untuk menghilangkan kandungan zat asam di
dalam raw gas seperti H2S dan CO2 sehingga dihasilkan sales gas yang sesuai
dengan spesifikasi pelanggan. Acid gas dari amine unit dan membrane unit
kemudian dibakar melalui thermal oxidizer agar memenuhi baku mutu lingkungan.
Gas keluaran AGRU dari membrane dan amine disatukan kembali lalu dijual melalui
pipa ke pelanggan. Pelanggan PT. Medco E&P Lematang saat ini adalah beberapa
pembangkit listrik milik PLN di Sumatera Selatan.
Selepas
makan siang, banyak waktu kami habiskan untuk membaca P&ID (Piping and
Instrument Diagram) dan PFD (Process Flow Diagram). Hal tersebut kami lakukan
untuk memantapkan pemahaman kami terkait proses dan instrumentasi yang terdapat
pada Singa CPP di Lematang Asset. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul
16.30. Waktunya kembali ke kamar untuk beristirahat setelah ngantor selama 10
jam.
Day
4 (Kamis, 28 Mei 2015)
Agenda
hari keempat tak jauh berbeda dengan hari ketiga kami di Lematang Asset. Pagi
hari kami diajak Pak Darmadi untuk mengelilingi Singa CPP. Hanya saja, pada
hari ketiga kami diajak untuk mengetahui overview dari proses pengolahan gas di
Singa CPP, pada hari keempat ini kami diajak untuk mengetahui sistem otomasi
dan instrumentasi di Singa CPP. Tour hari keempat diawali dari CCR. Di CCR,
terdapat sistem otomasi berupa DCS. DCS memiliki 3 subsistem yaitu PCS (Process
Control System), ESS (Emergency Shutdown System), dan FGS (Fire and Gas
System). PCS menangani kendali sistem proses seperti amine unit, membrane unit,
dehydration unit, thermal oxidizer, dan berbagai utilitas pendukung lainnya.
ESS menangani kendali suatu keadaan darurat dengan sensor yang berbeda dari
sensor yang terhubung dengan PCS. ESS memiliki akses kepada SDV (Shut Down
Valve) dan BDV (Blow Down Valve) serta yang terpenting adalah akses atau role
untuk melakukan shut down seperti LSD (Local Shut Down), PSD (Process Shut
Down), dan TSD (Total Shut Down) jika terjadi suatu keadaan darurat dari sensor
deteksi darurat. Untuk melakukan shut down, ESS akan memerintah PCS untuk
mematikan suatu sistem tertentu atau bahkan keseluruhan sistem. Sistem otomasi
yang terakhir adalah FGS untuk menangani keadaan darurat hanya akibat api dan
gas bocor. Sensor yang terhubung dengan FGS juga berbeda dengan PCS dan ESS.
Apabila terjadi suatu keadaan darurat akibat api dan gas bocor, maka FGS akan
memberi respon ke utilitas fire water untuk memadamkan api. Sedangkan untuk gas
bocor, treatment yang dilakukan oleh FGS hanya sebatas informasi sedangkan
respon untuk mengurangi gas bocor dilakukan oleh manpower yang tersedia di CCR.
FGS dan ESS memiliki modul I/O redundant untuk mencegah terjadinya failure
komunikasi dengan sensor dan aktuator, sedangkan PCS tidak redundant. Dari sisi
prosesor, untuk PCS, ESS, dan FGS memiliki prosesor redundant dengan
masing-masing prosesor memiliki power supply redundant. Kehandalan DCS di Singa
CPP haruslah sangat teruji (atau tersertifikasi) akibat process plant yang
dikendalikan cukup besar dan tentunya mahal.
Sama
seperti hari sebelumnya, selepas makan siang banyak waktu kami habiskan untuk
membaca P&ID (Piping and Instrument Diagram) dan PFD (Process Flow
Diagram). Hal tersebut kami lakukan untuk memantapkan pemahaman kami terkait
proses dan instrumentasi yang terdapat pada Singa CPP di Lematang Asset. Tak
terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.30. Selepas pulang kerja, kami ikut
bermain mini soccer dengan warga dari Dusun Suka Menanti. Bersosialisasi dengan
penduduk Lematang Asset dan warga sekitar selama kerja praktik adalah penting
karena kami merupakan pendatang. Selain bersosialisasi, berolahraga juga
penting untuk menjaga daya tahan tubuh selama melaksanakan kerja praktik di
lapangan yang tentunya membutuhkan tubuh prima. Akibat jauh dari kota dan
peradaban, maka penting sekali untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga. Untuk itu
kami memutuskan untuk ikut main bola sore dengan penduduk sekitar yang sering
main di lapangan bola Medco. Pertandingan sore itu, antara karyawan Medco dan
warga desa Tolhas. Karena pihak karyawan kelebihan orang, maka satu orang
dikorbankan untuk menjadi tim warga sekitar, dan korban itu adalah Saya.
Pertandingan pun berjalan dengan baik, gol demi gol terjadi, keringat
bercucuran, dan gas tetap keluar dari sumur. Sampai di waktu injury time, salah
satu penyerang warga sekitar ingin melesakan bola, Andas yang mempunyai
semangat Izizaki dari Meiwa FC, menghalau bola dengan muka, alhasil kacamata
saya terlempar dan menyebabkan dahi saya bengkak dan meninggalkan bekas seperti
tompel. Singkat cerita, pertandingan usai, karyawan kembali ke kamar
masing-masing, warga sekitar kembali ke rumah masing-masing, dan Saya mau ikut
ke desa Tolhas tapi tidak diperbolehkan sama security. Hari yang lelah ini pun
berakhir.
Day
5 (Jumat, 29 Mei 2015)
Dilanjutin ntar pas ada waktu
yaaa
Mas,cara untuk mengajukan kerja praktek di medco gimana ya? CV dan surat pengantar dikirim ke email apa? Tks.
ReplyDeleteMas,cara untuk mengajukan kerja praktek di medco gimana ya? CV dan surat pengantar dikirim ke email apa? Tks.
ReplyDeleteVery interesting blog. Alot of blogs I see these days don't really provide anything that I'm interested in, but I'm most definately interested in this one. Just thought that I would post and let you know.
ReplyDeletedirectory.ethanolproducer.com